Ahok memang hanya wakil gubernur DKI. Tapi kiprahnya ternyata sudah terlihat sejak sebelumnya.
Saat menjadi anggota DPR seperti terlihat dari rekaman penampilannya ketika bertemu dengan KPU dan Bawaslu, sosok Ahok yang bersih, berani dan jujur sudah terlihat. Tidak salah tahun ini dia dinobatkan sebagai tokoh anti korupsi dan mendapat penghargaan Muhammad Hatta. Dia misalnya saat itu mengusulkan agar aturan pelaksanaan pemilu dibuat KPU dan Bawaslu supaya orang-orang jujur dan idealis namun tidak punya duit banyak bisa terpilih jadi kepala daerah.
Hal itu diusulkannya karena banyaknya kecurangan dalam pelaksanaan demokrasi di tanah air dan dia bisa mengatakan itu berdasarkan pengalamannya sebagai anggota DPRD, Bupati dan anggota DPR dan dia sangat memahami apa yang terjadi di lapangan.
Ahok juga berceritera seharusnya dialah pemenang pemilu gubernur Bangka Belitung. Namun saat di sidang Mahkamah Konstitusi ada permintaan agar dia memberikan Rp. 3 milyar (sudah turun dari permintaan awal Rp. 5 milyar) supaya bisa dimenangkan MK, dan uang itu dibayarkan setelah putusan MK yang memenangkannya, Ahok memilih lebih baik tidak menjadi gubernur kalau harus bayar.
Tidak banyak orang yang punya sikap berani dan jujur seperti itu, dan itulah sesungguhnya yang dibutuhkan negara ini saat sekarang. Sebagai wakil gubernur, Ahok rela memberikan uang operasionalnya untuk membantu yang membutuhkan bantuan. Sementara pejabat-pejabat sebelumnya hanya menumpuk harta sebanyak-banyaknya, namun karena pintar bicara dan cara mengambil uang rakyat pun dilakukan dengan cara yang sangat canggih sehingga mayarakat dibuat tidak bisa merasakannya.
Ahok memberi pengakuan bahwa dengan menjadi pejabat publik dia sudah berjanji untuk memberi hidupnya secara total untuk masyarakat. Berani miskin demi rakyat. Semoga muncul Ahok-Ahok baru dalam pemilu 2014 ini!
