
(sumber: tempo.co)
Gagasan Jokowi untuk menghapuskan subsidi BBM di DKI Jakarta sepertinya akan jadi isu yang makin panas beberapa hari kedepan. Bukan tidak mungkin partai-partai lawan PDIP yang gerah dengan popularitas Jokowi dalam survey popularitas capres pemilu 2014 akan menggunakan isu ini untuk menyerangnya.
Mudah, untuk mengambil posisi mendukung maupun sebaliknya dalam isu ini. Toh isu penghapusan Subsidi BBM memang telah lama digulirkan. Namun menarik untuk menilik gagasan Jokowi ini dari faktor yang lain, menurut saya, yaitu faktor timing-nya.
Mengapa Jokowi memilih memunculkan gagasan ini diakhir 2013, menjelang banjir yang biasanya akan menghadang Jakarta, dan kemacetan pun masih belum terselesaikan? Bukankah dengan menaikkan isu ini ke media maka popularitas Jokowi akan tergerus? Bukankah bisa saja ia memilih untuk menunda wacana ini diumumkan? Seperti dikatakan wakilnya, Ahok, idealnya penghapusan subsidi BBM dilakukan setelah jumlah bus kota di Jakarta meningkat, yang berarti tahun depan. Lalu mengapa sekarang?
Saya melihat kemungkinan manuver politik disini. Mungkinkah Jokowi yang telah terbukti pintar mengatur persepsi publik terhadap dirinya, memunculkan wacana ini memang untuk menjatuhkan popularitasnya sendiri, setidaknya di kalangan elite politik? Mengingat dorongan yang begitu besar untuk dirinya ikut mencalonkan diri sebagai calon Wakil Presiden dibawah Megawati, bukan tidak mungkin ia justru ingin terlihat tidak populer.
Megawati, seperti yang kita tahu, adalah orang yang sangat anti terhadap kenaikan BBM, yang sudah pasti terjadi di Jakarta apabila subsidi BBM dihapuskan. Mungkinkah Jokowi sedang menjauhkan dirinya sendiri dari konstelasi politik Mega? Dengan tujuan, menghindari mengikuti Pemilu 2014 bersama Mega.
Wallahualam. Namun apabila benar, maka ini merupakan manuver politik yang jitu, menurut pendapat saya, karena apabila ia gagal pun, kemungkinan terburuk adalah ia dianggap pemimpin yang tak populis, atau tidak peduli terhadap “pencitraan”. Sekarang, kita saksikan saja kemana bola akan bergulir.
Referensi: Tempo