Suatu saat saya duduk berdua dengan anak kami yang ketiga, Nizam Hanani. Saya hanya lebih banyak mendengar dan merespon apa yang ia ceritakan. Salah satu pembicaraan kami adalah tentang adiknya, Salma Addina (Dina). Ia mengatakan,
“Mestinya dak usah ada Dina Pa. Atau Dina biar saja ikutan Mbah Kung saja.”
Saya segera menangkap bahwa ia sedang “cemburu” terhadap adiknya yang bungsu itu. Padahal saya perhatikan hampir setiap hari ia bermain dan bercanda bersama adiknya itu. Kemudian saya mengatakan,
“Kalo Dina pergi sama Mbah Kung, kamu nanti dak punya adik untuk kamu ajak bermain-main”.
”Nanti khan Mama hamil lagi, kemudian lahir lagi adik buat saya”. Jawabnya
“Wah kasihan Mama dong, merawat adik kecil terus” Lanjut saya.
Saya menceritakan dialog saya dengan Nizam ini kepada istri saya. Tak disangka, dialog yang sama juga dilakukan oleh Istri saya dengan anak saya yang kedua, Fadhilah Hilmi. Ia pernah berkata bahwa ia tidak ingin punya adik, kalo punya kakak lagi tidak apa-apa. Ia ingin ia menjadi anak bungsu.
Kejadian-kejadian ini juga memberikan pelajaran kepada kita, bahwa anak-anak kita mendambakan kasih sayang dari kita, kedua orangtuanya.
Saya jadi teringat ucapan teman saya tentang nasehat ibundanya,
“Pasangan hidup yang bagus itu anak pertama atau anak bungsu”.
Waktu itu saya tidak paham apa maksud dari nasehat leluhurnya itu. Sekarang saya baru paham, bahwa memang orang pada umumnya cenderung untuk melimpahkan kasih sayangnya pada anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama disayang karena begitu bahagianya untuk pertama kalinya mempunyai anak. Anak bungsu cenderung disayang karena merupakan anak yang paling kecil, anak yang terakhir. Dan anak-anak yang dibesarkan dengan limpahan kasih sayang, telah belajar banyak tentang kasih sayang sehingga membuatnya menjadi orang penyayang. Karena anak-anak yang disayang akan cenderung untuk menyayangi, begitu pula sebaliknya.
Walaupun tentu mitos itu tidak seharusnya terjadi bila kita sebagai orangtua pandai-pandai berbagi kasih sayang kepada anak-anak kita. Sehingga anak-anak kita terpenuhi kebutuhan perhatian dan kasih-sayangnya dan tumbuh serta berkembang menjadi anak-anak yang penyayang.