Inikah Caranya Menurunkan Elektabilitas Jokowi?



Salam perjuangan.


Tidak diragukan lagi bahwa Joko Widodo alias Jokowi saat ini sedang berada di puncak tertinggi hegemoni popularitas di Indonesia. Tak hanya popularitas, elektabilitasnya pun tak tertandingi. Andai saja Pilpres dilaksanakan hari ini saya yakin Jokowi akan menjadi pemenangnya. Jokowi memang unik. Tampilannya yg sederhana menjadikan Jokowi tampak begitu berbeda dari mainstream pejabat publik di Indonesia yg selalu tercitrakan eksklusif dan parlente. Namun kesederhanaannya ditambah dengan kinerjanya yg maksimal dan menyentuh langsung masyarakat yg membuat masyarakat semakin simpati dengan Jokowi.


Citra positif Jokowi juga mampu mendongkrak popularitas PDI Perjuangan, bahkan saat ini Jokowi jauh lebih iconic ketimbang Megawati. Hal ini tentu saja membuat gerah partai-partai lainnya. Golkar, PKS, hingga Demokrat tercatat pernah melayangkan KRITIK yg cenderung membabi buta dan mengada ada. Maksudnya tentu saja untuk meredam laju elektabilitas Jokowi yg semakin sulit dibendung. Khususnya bagi partai besar yg memiliki Calon Presiden seperti Golkar dan Demokrat, elektabilitas Jokowi ini tentu harus diantisipasi. Bagaimana caranya?


Selama ini lawan-lawan PDI Perjuangan selalu mencari cari celah dari setiap tindak tanduk Jokowi yg bisa digunakan sebagai kritik untuk menyerang Jokowi. Namun semakin sering Jokowi di kritik, Jokowi justru semakin didukung oleh masyarakat. Kritik kepada Jokowi tidak mampu menurunkan elektabilitas Jokowi. Buktinya, beberapa survey terakhir tetap menempatkan Jokowi sebagai pemilik elektabilitas tertinggi. Selain dengan kritik, pencitraan maksimal terhadap tokoh kunci yg menjadi ikon partai lawan PDI Perjuangan juga dijadikan cara untuk meredam elektabilitas Jokowi. Golkar dengan Aburizal Bakrie yg rajin promosi ke daerah-daerah, Hanura dengan pasangan Wiranto-Harry Tanoe yg gencar beriklan di televisi nasional hingga Demokrat dengan para tokoh konvensi-nya. Namun cara ini pun masih belum mampu menurunkan tingkat popularitas Jokowi.


Ada satu cara yg patut dicoba oleh partai-partai lawan PDI Perjuangan jika ingin elektabilitas Jokowi minimal dapat disaingi, yaitu menempatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai “lawan” Jokowi dalam mendulang popularitas di mata masyarakat. Saya menilai tidak ada satu pun tokoh di Indonesia yg sanggup menyaingi popularitas Jokowi selain Ahok. Kenapa Ahok? Kenapa bukan tokoh yg lain? Pertama, karena Ahok tokoh dengan prinsip ANTI KORUPSI. Sikap Ahok yg tegas dan tidak mau “masuk angin” mendapatkan apresiasi dan simpati yg tinggi di mata masyarakat. Buktinya, dalam sebuah survey, peraih Bung Hatta Award ini menjadi calon wakil presiden dengan elektabilitas paling tinggi diantara calon wakil presiden lainnya. Kedua, sikap ahok yg cenderung agresif dan langsung mengeksekusi kinerjanya sangat tepat menjadi antitesa sosok SBY Presiden kita. Bahkan beberapa waktu lalu sempat ada desas desus ungkapan “Ahok lebih tegas daripada Jokowi”. Tentu saja aksi agresif Ahok ini dapat mengundang decak kagum masyarakat yg sudah bosan dengan SBY dan menginginkan secepatnya ada pergantian kepemimpinan.Masyarakat sudah bosan dengan gaya SBY yang terkesan “no action prihatin only”.


Nah untuk menyaingi elektabilitas Jokowi, tokoh seperti Ahok perlu dicitrakan lebih luas lagi. Ahok memiliki kompetensi dan kapabilitas yg sama dengan Jokowi. Yang terpenting keduanya memiliki integritas yg sama sama kuat. Tokoh lainnya seperti Prabowo, Megawati apalagi ARB cenderung sudah mendapat antipati masyarakat. Faktanya angka elektabilitas mereka jauh dibawah Jokowi. Jadi, jika mereka ingin menyaingi Jokowi, tempatkanlah Ahok sebagai “saingan” Jokowi sambil terus mempertahankan dan meningkatkan citra positif dimata masyarakat. Jaga momentum itu sambil melihat peluang disaat elektabilitas Jokowi disaingi oleh Ahok.


Strategi ini memang memiliki resiko seandainya “bola” untuk Ahok justru mengalir deras yg berujung pada dukungan yg tinggi pada Ahok untuk maju sebagai calon presiden. Tapi tidak perlu takut. Ahok tidak akan mencalonkan diri sebagai Presiden. Bukan karena dia tidak mau atau karena tidak akan ada partai yg mau mencalonkannya, tapi karena bangsa Indonesia belum siap untuk dipimpin oleh seseorang dari kalangan minoritas, “Cina dan Kristen”. Jadi, silahkan dicoba strategi ini.


Salam perjuangan.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/07/inikah-caranya-menurunkan-elektabilitas-jokowi-606089.html

Artikel Terkait:

 

Kompasiana Blog Copyright © 2014 -- Powered by Blogger