Menuju Pemilu, Politik Duit, Dukun, Deking Dimulai



Lucu juga sebenarnya jika membahas Fenomena D3 Menjelang Pemilu 2014. Namun fenomena ini sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Indonesia. Fenomena ini sudah menjadi ciri khas ketika menjelang diadakannya pesta lima tahunan atau biasa disebut pesta demokrasi rakyat yang dalam bahasa elit dan resminya adalah Pemilihan Umum (Pemilu).


Seperti yang ramai dibicarakan oleh masyarakat luas, menjelang diadakannya Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, kira-kira sekitar enam bulan lagi la ya, maka fenomena D3 yang merupakan singkatan dari Duit, Dukun dan Deking (Backing) sepertinya kembali merebak dan mulai ramai diberitakan.


Banyaknya calon legislatif ataupun pejabat yang ingin mempertahankan posisinya sebagai wakil rakyat atau mencari peruntungan lewat jabatan lainnya menjadikan mereka rela menghalalkan berbagai macam cara seperti menggelontorkan uang yang banyak serta melakukan pendekatan-pendekatan kepada orang yang berpengaruh bahkan dengan cara-cara aneh yang terbilang lucu seperti menemui paranormal atau dukun atau orang pintar maupun berjiarah kemakam sesepuh-sesepuh atau kanjeng-kanjeng pangeran yang telah lama meninggal dunia.


Semua itu mereka lakukan hanya untuk mendapatkan kesempatan duduk sebagai wakil Rakyat ataupun menjadi pejabat publik. Ya hampir tidak masuk akal memang, namun seperti itulah faktanya. Jadi meskipun segudang gelar akademik telah menghiasi panjangnya nama, tetapi hal tersebut tidak menjadi bahan pertimbangan sehingga rela melakukan hal-hal demikian.


Nah, bagaimana nanti ketika pemilihan umum presiden dilaksanakan? apakah mungkin juga para calon presiden dan wakil presiden juga hendak berbuat demikian sebelum pesta demokrasi Rakyat tersebut dimulai? Wah jika benar demikian maka hal ini merupakan masalah yang sangat gawat bagi bangsa ini. Mengapa demikian?.


Hal tersebut ditakutkan akan membawa dampak neagtif dalam proses pelaksanaan Pemilu dan proses setelah Pemilu yang akan mempengaruhi demokrasi berbangsa di Indonesia. Hal tersebut menjadi kekuatiran rakyat karena jika nanti setelah mereka terpilih maka jabatan publik tersebut hanya akan dimanfaatkan untuk mengembalikan modal dari dana besar yang telah digelontorkan sebelumnya, kemudian para pejabat tersebut akan membentuk kelompok dalam lingkaran mereka sebagai efek dari pendekatan kepada orang-orang penting yang menguasai birokrasi publik


Efek terparah dari fenomena D3 tersebut juga memungkinkan para calon birokrat akan terpengaruh hal-hal mistis yang tak pasti kebenarannya. Bahkan lebih parahnya lagi jika nantinya para calon tersebut gagal memperoleh jabatan maka fenomena-fenomena mengerikan selanjutnya yang ditakutkan terjadi adalah banyaknya calon yang memilih bunuh diri mungkin akibat lilitan utang atau mungkin saja menjadi stres hingga menjadi gila karena tak sanggup menerima kegagalan meski telah menggunakan duit banyak, dukun dan deking untuk membantu pencalonan mereka.


Keadaan tersebut dapat merusak tatanan demokrasi yang normal. Oleh karena itu, hendaknya para calon legislatif dan calon pejabat yang ingin mendapatkan suara rakyat untuk duduk dikursi parlemen maupun pemerintahan agar benar-benar menemui rakyat secara langsung sehingga tidak perlu menggelontorkan banyak dana serta menjadi sahabat bagi rakyat bukan hanya waktu Pemilu saja.


Hal yang tidak kalah penting disarankan kepada para calon legislatif dan pejabat hendaknya jangan pernah atau terbiasa untuk mencari peruntungan lewat paranormal ataupun berjiarah kemakam-makam tertentu dengan keinginan agar memperoleh kekayaan dan jabatan, sebab hal itu sama saja dengan menduakan Tuhan yang Maha Esa.


Oleh: Chandra Irvan Diky Simarmata


kmrsu2010.wordpress.com


matachandra.cu.cc




sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/07/menuju-pemilu-politik-duit-dukun-deking-dimulai-607339.html

Artikel Terkait:

 

Kompasiana Blog Copyright © 2014 -- Powered by Blogger