serigala



You don’t fail, until you quit


Liam Neeson, aktor film keturunan Irlandia, pernah membintangi film, yang berjudul, the grey. Film ini mengisahkan tentang serombongan manusia, yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang, yang jatuh di kawasan pegunungan bersalju. Di darat, mereka masih harus menghadapi ancaman kematian, yang berasal dari sekawanan serigala. Rupanya, serigala memiliki wilayah perburuan, dengan radius puluhan kilometer, yang mereka tandai, sebagai perimeter, dengan air seni mereka.


Satu per satu, masing-masing anggota rombongan menemui kematian, akibat serangan serigala. Para serigala ini mulai berani menyerang, setelah ada anggota rombongan yang tertinggal atau memisahkan diri.


Para peternak domba, sudah memahami tabiat para serigala ini. Mereka hanya menyerang domba, yang memisahkan diri dari rombongan. Dalam kehidupan ini, hukum yang serupa, hukum yang mengatur perilaku antara domba dengan serigala, juga berlaku untuk kasus-kasus yang lain.


Dan bersabarlah kamu, bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya, di pagi dan senja hari, dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka, (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas. (18:28).


Ketika seorang aktifis kebaikan, mulai memisahkan diri dari rombongan kebaikan, yang berisi orang-orang yang baik, maka, sebagaimana kisah di film, the grey, para serigala akan mulai menyantapnya. Surat alkahfi ayat 28, menjelaskan, apa yang dimaksud dengan para serigala ini. Serigala yang pertama, perhiasan dunia. Rasulullah tidak mengkhawatirkan kekalahan ummat Islam, akibat serangan fisik kaum non Muslim terhadap kaum Muslim. Rasulullah lebih takut dengan dibukanya pintu-pintu dunia, akibat ekspansi gerakan Islam ke seluruh penjuru dunia. Kalau itu terjadi, kaum Muslim akan saling memperebutkannya, akan saling membelakangi, dan ujungnya, akan saling berpecah belah.


Serigala yang kedua, sikap lalai. Sahabat Nabi, kaab bin malik, tidak memiliki alasan apapun, mengapa beliau tertinggal dari rombongan yang berangkat menuju medan perang mutah. Kelalaian, itulah alasannya. Rasul pun menghukumnya, dengan memboikot komunikasi dengannya, hingga Alloh berkenan mengampuninya.


Serigala yang ketiga, menuruti hawa nafsu. Perasaan, bahwa dirinya merasa lebih baik dan lebih pintar, dari rombongan kebaikan, menjadi salah satu penyebab, mengapa sesorang bisa menjauhi rombongan kebaikan. Cirinya, orang ini akan berkhidmat, menghabiskan sisa umurnya, menjadi pengamat yang kerjanya hanya mengkritisi kelemahan dan aib, rombongan kebaikan, yang dahulu dia pernah aktif di dalamnya.


Serigala yang keempat, sikap melampaui batas. Seseorang yang mengalami kekecewaan yang berlebihan, terhadap perilaku tidak ideal dari sebagian pimpinan rombongan kebaikan, bisa menjadi penyebab, orang tersebut akan mengucapkan ciao, kepada rombongan kebaikan. Bahwa sikap menyukai dan sikap membenci, harus sesuai kadarnya, tidak boleh berlebihan, tidak boleh melampaui batas.


Maka, satu-satunya jalan, agar kita lolos dari serangan para serigala adalah, kita wajib bersabar bersama rombongan kebaikan. Jangan sampai, kita memisahkan diri atau tertinggal dari rombongan kebaikan ini. You don’t fail, until you quit.


Bagaimana cara kita bersabar, bersama dengan rombongan kebaikan ini. Pengertian sabar yang pertama, sabar terhadap waktu. Surat alkahfi ayat 60 menjelaskan, ketika nabi Musa merasa bahwa dirinyalah yang paling pintar, dan kemudian Alloh menegurnya dengan memerintahkan nabi Musa berguru kepada orang shalih yang lain, ikhtiar pencarian sang guru ini membutuhkan waktu yang sangat lama.


Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun” (18:60).


Pengertian sabar yang kedua, sabar terhadap guru. Al qur an, surat alkahfi ayat 65, tidak pernah menyebut nama guru nabi Musa. Hikmahnya, kita harus ikhlas dipimpin oleh guru kebaikan, siapapun dia, populer atau tidak terkenal. Jangan sampai kita seperti seorang aktifis kebaikan, yang merupakan mantan anggota rombongan kebaikan, ketika dia mensyaratkan bahwa dirinya bersedia bergabung kembali dengan rombongan kebaikan, asalkan, yang menjadi guru bagi dirinya adalah ustad anu, atau kyai anu.


Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (18:65).


Sabar terhadap guru, juga berarti, sabar terhadap akhlaq buruk sang guru. Untuk mendapatkan madu, petani lebah seringkali harus menahan sakit, akibat sengatan lebah. Surat alkahfi ayat 69, menjelaskan kesabaran, sebagai syarat yang diminta oleh orang shalih, yang menjadi guru nabi Musa, kepada nabi Musa.


Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku”.(18:67).


Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” “.(18:68).


Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun”.(18:69).


Semoga, kita termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar.



Muhamad Ifan







sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/07/serigala-606057.html

Artikel Terkait:

 

Kompasiana Blog Copyright © 2014 -- Powered by Blogger