Kudu wani bergerak / berubah untuk perubahan



Salah satu kata yang menarik dan sering disebut oleh mahasiswa adalah kata “perubahan”.Kata ini memang gampang diucapakan,tetapi tidak mudah dilaksanakan.Perubahan bisa ditunjukkan oleh setiap manusia,masyarakat ,dan bangsa,meski tidak setiap manusia ,masyarakat dan bangsa ini bersungguh-sungguh melakukan perubahan.


Jika manusia menyadari,tentu dalam dirinya akan terus menyala keinginan melakukan perubahan. Karena,sejak dalam kandungan,ia sebenarnya sudah di didik atau di bimbing oleh Allah untuk mengenal perubahan, menjalani suatu proses alamiah dari bulan ke bulan , hinggga lahir ke muka bumi sebagai sesosok bayi ,yang kemudian dari bayi terus tumbuh berkembang ,manusia hingga jadi remaja dan dewasa .


Itu artinya ,manusia identik dengan perubahan.Kehadirannnya ke muka bumi, berawwal dari perubahan dan menjalanina untuk perubahan .Kalau ada manusia yang tidak mejalani kehidupannya dengan perubahan,maka ia telah keluar dan fitrah dirinya sebagai manusia. Manusia,masyarakat,atau bangsa yang maju,dapat diliha dari model dan usaha-usahanya dalam melakukan peruahan.Banyaknya problem besar ditengah masyarakat adalah akibat lemahnya keinginan masyarakat untuk meakukan perubahan yang positip. Bagi masyarakat kita,tuntutan itu memang merupakan keharusan setelah sekian lama bangsa Indonesia mengidap atau terjangkit penyakit-penyakit berat yang membuat rakyat dihadapkan dengan berbagai bentuk krisis berkepanjangan. JIka berani melakukan perubahan, maka tidak akan pernah diperoleh kemajuan dan keungggulan .Kita sulit mejadi yang terdepan,gagal menjadi yang diperhitungkan dalam persaingan ,dan tidak ditempatkan sebagai sumber acuan sebagai bangsa pekerja keras ,akibat kita tidak bersungguh-sungguh melakukan perubahan.


Disebutkan dalam firman Allah SWT. Sesungguhnya Alah tidak mengubah keadaan suatu kaum (masyarakat) sampai mereka mengubah (terlebih dahlu) apa yang ada dalam diri mereka (sikapmenta mereka (QS:13:11)


Menurut Mufassir (ahli tafsir AL-Quran) bernama M.Quraish shihab,ayat itu berbicara dua macam perubahan keadaan diri manusia yang pelakunya adalah Allah SWT,dan kedua,perubahan keadaan diri manusia yang pelakunya adalah manusia .Khusus mengenai kedudukan manusia,Imam Baqir Al-sadr menegaskan ,bahwa “manusia adalah para pelaku yang menciptaan sejarah” .DI tangan manusia kunci terjadinya peruna yang menghadirkan surga bagi diri dan sesamanya.”Surga” bagi keluarga,sesama,dan bangsanya ini merupakan wujud usaha tantangan ,tidak kalah ketika terdapat banyak duri yang menghadang ,atau terus maju dan belajar demi menaklukkan segala jenis rintangan yang mencoba merontokkan semangatnya .


Manusia merupakan salah satu pelaku utama perubahan yang dituntut dan harus menuntut dirinya dalam orde apapun atau zaman siapapun , bukan sebagai pihak yang hanya menerima berkah atau keuntungan dari perubahan bangsa-bangsa atau masyarakat dari Negara lain, melainkan harus menjadi pembuat sejarah yang terlibat aktif dalam gerakan pembaharuan (perubahan)


Untuk melakuakan perubahan dan mewujudkan misi besar di muka bumi , manusia,harus punya prinsip dengan semboyan “mulailah dari dirimu” (ibda’binafsik) .Tanpa dimulai dari diri sendiri tidak pernah menunjukkan perubahan .


Dalam momentum apapun,sangat tepat untuk mengigatkan dan menyadarkan jati diri manusia sebagai khalifah fil-ardl ( pemimpin dimuka bumi ),bahwa diciptakannya manusia did an ke muka bumi ini adalah sebagai sosok pelaku perubahan (agent of change) atau pelaku pembaharuan/perubahan .Ditangan manusia, perubahan sekecil dan sebesar apapun bisa dilakukan .Setiapa gerak perilakunya dituntut mampu menunjukkan produktifitas yang positip,mendukung terpenuhinya kemaslahatan ,dan mencegah datingnya atau terjadinya kemafsadahan (kerusakan)


Produktifitas yang positip memang harus diprioritaskan,karena bangsa ini sudah sarat dengan produktifitas yang mengandung kerusakan dan kemunduran .Seseorang yang menduduki jabatan penting ,belum tentu peran dialakukannya membawa perubahan kea rah kemajuan atau memajukan kepentingan umat manusia . Bisa jadi sebaliknya ,seseorang ini berperan membawa kesulitan dan penderitaan bagu yang umat manusia.


Salah satu tugas besar manusia di muka bumi adalah menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang tergolong tidak terpuji dan melahirkan (memproduk) perilaku-perilaku yang terpuji. Makna yang mengajarkan entang perubahan, bahwa manusia punya kewajiban melahirkan dan “menyuburkan” perbuatan yang bermakna bukan hanya untuk diri dan kelompoknya, tetapi jiaga bermanfaat bagi sesama, lingkungan masyarakat, kampus, negaranya.


Sebagai contoh , seorang mahasiswa adalah perubah dan pembaru dalam kehidupannya, jika ia memang berusaha dengan maksimal dalam menunjukkan belajarnya yang tidak kenal lelah, pintar dan cerdas memanage waktu antara menuntut ilmu dan kegiatan lainnya, dan didalam dirinya ada niat yang kuat untuk merubah atau memperbaruhi kehidupannya yang lebih baik dari sebelumnya. Agar mampu memberikan kontribusi atau manfaat kepada dirinya dan orang – orang di sekitarnya dengan kegiatan positifnya sesuai doktrin Nabi Muhammad SAW, bahwa “manusia yang terbaik adalah manusia yang memberikan manfaat bagi manusia lainnya”. Kata “bermanfaat bagi sesama” menngandung implikasi perubahan yang bermanfaat, misalnya dari kondisi yang stagnan menuju dinamis, eksklusif menjadi inklusif, dan dari individualis menjadi humanis, atau seurang –kurangnya di dalam diri dan aktifitas manusia, ada tampilan perubahan positif dibandingkan sebelumnya yang bisa dirasakan oleh sekitarnya. Perubahan inilah yang menjadi salah satu inti tugas dari manusia sebagai khalifa di muka bumi ini. Mahatma Gandhi pernah berpesan, “you may never know what result come of your action, but if you do nothing there will be no” kamu mungkin tidak pernah tahu hasil dari usaha-usaha yang anda lakukan, tetapi jika anda tidak melakukan sesuatu kamu tidak akan mendapatkan hasil. Tidak mendapatkan hasil sebenarnya mengingakan pada setiap orang supaya dalam kehidupannya tidak suka menyerah dan mau menjawab semua tantangan, dan sebaliknya berusaha menunjukkan kemampuan dirinya untuk melahirkan sejarah, kemampuan melahirkan sejarah besar oleh para pendahulu di muka bumi ini, yang kesemuanya itu berpangkal pada kerja atau usaha yang keras dan cerdas yang bisa mewujudkan hasil. Salah satu kunci yang disampaikan Mahatma Gandhi terletak pada usaha dan merumuskan atu mwujudkan pada tindakan, yang intinya mengajak pada setiap manusia di muka bumi ini, apa lagi mahasiswa yang mempunyai kapabilitas moral, agama, skill, atw keistimewaan lainnya demi terjadinya perubahan dan pembaharuan besar, khususnya perubahan dari kondisi yang membebani masyarakat dan Negara menjadi atmosfir yang memberdayakan menyejahterakan, mencerahkan. Tanpa ada usaha yang cerdas dan sungguh2 maka perubahan besar tidak mungkin terwujud.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/07/kudu-wani-bergerak-berubah-untuk-perubahan-607370.html

Artikel Terkait:

 

Kompasiana Blog Copyright © 2014 -- Powered by Blogger