Sebagai seorang mahasiswa yang berasal dari tanah rantau, tentu kita sering merasakan yang namanya rindu kepada orang tua dan kampung halaman, namun, kadang, bagaimanapun kita berusaha keinginan kita untuk pulang, kita tidak dapat “memuaskan” apa yang kita inginkan. selain faktor biaya, juga (menurut orang tua saya sih) kalau memang mau benar-benar mencari ilmu dan menjadi manusia yang sebenar-benarnya maka mau tidak mau harus rela untuk tidak bertemu dengan orang tua, kampung halaman dan berani mandiri. Dan dari banyak hal yang dapat dilakukan, untuk mengobati rasa rindu pada kampung halaman ini adalah dengan berkumpul dengan teman-teman yang se-daerah atau teman-teman yang sama-sama anak rantau, sedikit berbincang-bincang tentang hal-hal yang ada di kampung halaman, dan biasanya acara kumpul-kumpul ini dikemas dalam acara yang namanya “Ngopi”.
Tentu kita tidak asing lagi dengan acara “Ngopi” ini, bahkan teman-teman saya dapat melakukan acara ngopi tiap malam. Di daerah malang ini, sangat banyak sekali tempat tempat yang menyediakan tongkrongan untuk acara “Ngopi” ini, berbagai hal pun dilakukan pemilik warung untuk menarik para komunitas ngopi agar mau singgah di tempat mereka, mulai dengan memasang WIFI gratis atau bentuk-bentuk lainnya.
Pada dasarnya alasan utama kita dari acara “Ngopi” itu rata-rata adalah untuk mengisi malam dengan berbincang-bincang dengan teman yang sepemikiran dengan kita, berbicang ringan, melepas “kekusutan” pikiran setelah seharian berkutat dengan Tugas, Makalah, Presentasi, Karjaan dan lain sebagainya. Akan tetapi setelah lama-kelamaan saya timbul pertanyaan “Kepa Harus Kopi?” Kenapa tidak jus, bukan es krim atau apalah bentuk yang lainnya.
Seperti yang kita tahu bahwa kopi ini mengandung zat kita sebut sebagai kafein yang dapat meningkatkan ketersiagaan manusia.
Kerangka kerja manusia: AWAREness
Dalam pandangan psikologi kognitif manusia yang “benar-benar” sadar mempunyai suatu kerangka kerja yang diakronimkan dalam kata AWAREness, yaitu Attention, Awakefulness, Architecture, Recall Of knowledge, Emotive Novelty, Emergence, Selectivity dan Subjectivity. Atensi dalam artian pemusatan pikiran pada aspek internal dan ekternal, Awakfulness adalah keadaan ketika kita berada dalam fase “Bangun” atau “siaga” yang membuat kita “sadar” selama rentang hidup kita dan pada aspek ini kesadaran manusia bisa di Tarik ulur baik dengan obat-obatan, kopi dan lain-lain, Arsitektur adalah suatu pandangan bahwa kesadaran tidak hanya terbentuk dari satu neuron saja akan tetapi, kesadaran ini dipertahankan oleh berbagai proses fisiologis yang membutuhkan banyak “pengorbanan” dari neuron-neuron yang saling berinteraksi, Recall of knowledge adalah pandangan bahwa manusia dianggap sadar ketika ia mengingat, entah apa yang ia ingat. kelima ialah emosi yaitu perasaan-perasaan yang timbul akibat kita merespon stimulus, selanjutnya adalah novelty pandangan bahwa manusia selalu berpikir kreatif, sedangkan yang selanjutnya (lagi) smergence yaitu bahwa pandangan bahwa kesadaran berpusat pada aspek intern manusia sedang yang terakhir adalah selektivitas dan objektivitas yaitu merujuk pada alasan pemerhatian sesuatu dan yang (lebih terakhir) adalah bayangan-bayangan semu yang tidak kita perhatikan tapi kita sadari.
Upaya menumbuhkan “Kesadaran”
Dalam budaya “Ngopi” ini tentu tidak lepas dari sebuah bincang-bincang ringan yang sudah sangat lumrah dilakukan. Banyak sekali yang dibicarakan oleh para “Kopi Lovers” ini, mulai dari keluh kesah tentang kampus, masa depan Negara, ataupun memikirkan prospek ke depan yang lebih baik, akan tetapi dari hari ke hari pembicaraan yang dibahas mulai “Ga jelas” dan hanya sebuah Formalitas dari sebuah komunitas yang sudah ada atau istilah kerennya “ikut tren saja”. Padalah kita tahu untuk mencapai sebuah “kesadaran” “Tubuh Kita” harus melakukan berbagai proses dan proses Mixing dari berbagai proses mental. Sehingga tidak pantas lah kita menggunakan “kesadaran” kita pada hal-hal yang tidak berguna.
“Dengan sebuah “Kopi” kita dapat membuka mata kita
Dengan mata terbuka, kita dapat memperhatikan sekeliling kita
Semoga dengan bertambahnya “Perhatian” kita bertambah pula “kepekaan sosial kita”
Terlepas dari baik tidak nya sebuah “Kopi” akan tetapi jika hal tersebut dapat menjadi perantara kita untuk menambah “kesadaran” kita dan juga “kepekaan sosial” kita kenapa tidak?
Ini saja Untuk Sore ini
terima kasih
dan Semoga Bermanfaat!!!!!!